Senin, 01 Oktober 2012

Intermezo: Jalan-jalan Ke Negeri Singa

Pada tanggal 29 September 2012 saya dan anak saya Raihan mendapatkan tiket murah pp ke Singapura. Sebelum berangkat kami telah mempersiapan dan mengatur jadwal perjalanan kami, karena perjalanan kali ini harus diselesaikan dalam satu hari. Berangkat naik Batavia Air jam 07.00 pagi, tiba di Changi jam 09.35. Ada perbedaan waktu 1 jam antara Indonesia dan Singapura. Kebetulan kami tidak ada bagasi sehingga tidak perlu menunggu lama untuk melanjutkan perjalanan.

Kami langsung keluar dan menuju MRT.  Untuk menuju MRT sangat mudah, dari pintu keluar belok kiri dan turun ke bawah melalui elevator. Asiknya lagi kami tiba melalui terminal 2 sehingga tidak perlu naik sky train lagi menuju ke MRT karena MRT ada di terminal 2 juga. Kami langsung membeli tiket yang dijual di mesin otomatis dengan tujuan City Hall sebesar 2 dollar. Untuk menuju city hall harus berganti kereta di Tanah Merah lalu mengambil jurusan City Hall.

Kira2setengah jam kami sudah tiba di city hall, dr situ kami memulai perjalanan kami. Keluar dari stasiun, ada gereja, jalan terus, belok kiri menuju gedung esplanade. Dari situ ada jalan pintas menuju patung merlion. Kami foto2 sebentar dan makan es krim potong. Di pertengahan jalan, anakku raihan berubah pikiran, rupanya dia pengen ke johor baru malaysia. Segera saja kami kembali ke stasiun cityhall, padahal rencana semula kami ingin berjalan ke orchard road, little india, dan china town. Tapi sudah bosan, krn kita bukan niat untuk shopping.

Dari cityhall menuju johorbaru kita harus menuju stasiun kranji, kira2 45 menit naik MRT. Dari situ kita bisa naik bis ke johorbaru dan 2 kali pemeriksaan passport, tepatnya saat keluar singapura dan saat memasuki malaysia di woodland. Kalo lagi peak season antrinya panjang sekali. Setiba di terminal johorbaru, suasana sangat berbeda dengan di singapura. Di situ agak kotor dan kurang welcome. Tujuan kami adalah ke legoland dan ada bis yang langsung mengantar ke sana.

Selanjutnya untuk kembali ke singapura kembali, kita mengikuti jalur yang sama.
Selamat mencoba.

Selasa, 14 Agustus 2012

Sholat Tarawih di Masjid Raya Bandung

Walaupun sering bertandang ke kota Bandung, baru saat ini saya sempat menginjakkan kaki saya di Masjid Raya Provinsi Jawa Barat atau yang dulu dikenal dengan nama Masjid Agung Bandung. Tepatnya pada pertengahan bulan Ramadhan 1433 Hijriah, saya mengikuti sholat tarawih berjamaah di masjid ini sebanyak 23 rakaat. Ini salah satu berkah dari SK mutasi yang patut disyukuri. Kalau saya tidak dimutasi ke Bandung, mungkin sampai saat ini belum sempat berjalan-jalan mengelilingi masjid yang luas ini. Inilah masjid terbesar di Kota Bandung. Konon masjid ini pertama dibangun tahun 1810, dan sejak didirikannya, Masjid Agung telah mengalami delapan kali perombakan pada abad ke-19, kemudian lima kali pada abad 20 sampai akhirnya direnovasi lagi pada tahun 2001 sampai sampai peresmian Masjid Raya Bandung 4 Juni 2003 yang diresmikan oleh Gubernur Jabar saat itu, H.R. Nuriana. Masjid baru ini, yang bercorak Arab, menggantikan Masjid Agung yang lama, yang bercorak khas Sunda. Bagi para pelancong, untuk sampai ke masjid ini kita bisa naik becak atau angkot dari Jalan Dalem Kaum. Dapat pula naik bis yang melewati Jalan Asia Afrika. Masjid ini berada di Alun-alun Bandung dekat ruas Jalan Asia-Afrika, pusat Kota Bandung. Lokasinya yang berada di pusat kota membuatnya begitu mudah untuk ditemukan. Tak jauh dari masjid ini, di ruas jalan yang sama berdiri megah Gedung Merdeka dan Hotel Preanger, dua bangunan yang begitu lekat dengan sejarah Konferensi Asia-Afrika tahun 1955. Ruas jalan antara Hotel Savoy Homann dan Gedung Asia-Afrika ini menjadi saksi bisu perjalanan para pemimpin negara negara Asia Afrika yang berjalan kaki dari Hotel Homman tempat mereka menginap ke lokasi konfrensi di Gedung Asia Afrika termasuk untuk sholat di Masjid Agung Bandung dan sebaliknya.
Terdapat dua menara kembar yang membuat masjid ini tampil gagah, di sisi kiri dan kanan masjid setinggi 81 meter yang selalu dibuka untuk umum setiap hari Sabtu dan Minggu. Atap masjid diganti dari atap joglo menjadi satu kubah besar pada atap tengah dan yang lebih kecil pada atap kiri-kanan masjid serta dinding masjid terbuat dari batu alam kualitas tinggi. Kini luas tanah keseluruhan masjid adalah 23.448 m² dengan luas bangunan 8.575 m² dan dapat menampung sekitar 13.000 jamaah. Memasuki bagian dalam masjid ini terdapat dua bagian, yaitu : Ruang dalam bagian depan yang cukup luas dan ruang sholat utama. Ruang Dalam Bagian Depan masjid ini digunakan sebagai aula untuk acara pengajian, pernikahan dan tentu saja untuk istirahat warga yang kebetulan singgah di situ. Ruang ini juga digunakan untuk sholat bagi mereka yang enggan untuk ke ruang sholat utama yang berada di ruang terpisah. Ruang Sholat Utama berada di ruang terpisah dari ruang dalam bagian depan. Di antara kedua ruang ini dihubungkan dengan jembatan yang di bawahnya terdapat ruang wudlu (selain ruang wudlu bagian luar). Ruang sholat utama ini memiliki ruang yang luas dan berlantai dua. Interior bangunan tambahan ini dirancang dengan ornamen ukiran Islami dengan mengutamakan seni budaya Islami tatar sunda. Selain itu Masjid Raya Bandung dilengkapi dengan dua lantai basemen yang dibagian atasnya tetap dipertahankan sebagai ruang terbuka untuk publik. Bagian atap masjid diganti dari atap joglo menjadi satu kubah besar pada atap tengah dan kubah lebih kecil pada atap kiri-kanan masjid, dinding masjid terbuat dari batu alam kualitas tinggi. Di area pelataran masjid dipenuhi dengan para pedagang (PKL) yang menawarkan beraneka ragam produk, mulai dari makanan, minuman, pakaian, mainan hingga peralatan rumah tangga. Saya sangat menikmati jalan-jalan mengelilingi masjid ini. Sayangnya, masjid ini tampak kurang terawat, karena di beberapa sisi masjid terlihat kotor. Karpet masjid yang sudah lusuh, sangat berpengaruh terhadap kekhusukan beribadah. Saya harapkan Pemerintah Kota dapat memperhatikan kembali kebersihan Masjid Raya Bandung yang merupakan salah satu kebanggaan Kota Bandung.

Minggu, 05 Februari 2012

Kerja Lembur??? No way ................

Bila tidak terpaksa, tidak akan pernah ada kata "lembur" yang muncul di kepalaku. Aku orang yang pertama kali menghindar untuk kerja lembur, alasannya mungkin normatif aja, jalanan macet atau harus jemput anak-anak les. Lembur pasti akan membawa efek positif pada karier. Bila setiap hari Anda adalah orang terakhir yang meninggalkan kantor, mungkin karier Anda cepat meningkat tetapi jam-jam ekstra yang Anda habiskan di kantor juga berpengaruh bagi kesehatan.

Dalam studi yang dirilis belum lama ini terungkap bahwa pekerja yang bekerja 11 jam setiap hari beresiko tinggi menderita depresi dibandingkan orang yang jam kerjanya standar, yakni sekitar 7-8 jam per hari. Hasil riset tersebut menambah daftar lain dari dampak buruk kerja lembur bagi kesehatan.

Untunglah, waktu dua hari di akhir pekan bisa membantu kita mengurangi dampak stres dari jam-jam panjang yang dihabiskan di kantor. Di bawah ini adalah beberapa alasan mengapa kerja lembur sebaiknya tidak menjadi rutinitas harian.

1. Depresi

Studi terbaru menunjukkan bahwa orang yang rutin bekerja lembur lebih rentan depresi. Ini antara lain karena jam kerja yang panjang berarti waktu yang pendek untuk dihabiskan mengurusi keluarga dan diri sendiri.

2. Terlalu banyak duduk

Mereka yang pekerjaannya mengharuskan untuk duduk di belakang meja harus menyadari bahwa gaya hidup sedentari tersebut berbahaya bagi kesehatan. Cukup banyak riset yang menyatakan orang yang terlalu banyak duduk beresiko tinggi menderita diabetes, obesitas, kanker, atau serangan jantung.

Malah, menurut peneliti dari University of Missouri, orang yang terlalu banyak duduk, meski mereka meluangkan waktu berolahraga, tetapi beresiko tinggi menderita penyakit kronis seperti diabetes atau perlemakan liver.

3. Kurang tidur

Sebuah penelitian menunjukkan orang yang bekerja lembur cenderung memiliki kualitas tidur yang rendah. Dampak dari kurang tidur sendiri sudah cukup banyak didokumentasikan, antara lain berkurangnya konsentrasi, kenaikan berat badan, mudah marah, penyakit kardiovaskular, dan masih banyak lagi.

Hampir 30 persen orang yang kurang tidur mengaku mereka sering mengantuk di tempat kerja, sementara itu 1 dari 10 orang dari kelompok kurang tidur sering terlambat kerja.

4. Masalah kardiovaskular

Studi pada tahun 2010 menyebutkan, orang yang bekerja 10 jam atau lebih setiap hari beresiko tinggi menderita penyakit kardiovaskular seperti hipertensi atau serangan jantung. Hasil analisa studi terhadap 6.000 pekerja sipil di Inggris yang dipublikasikan European Heart Journal edisi online menyebutkan, orang yang sering bekerja lembur dengan menghabiskan waktu 10 hingga 11 jam sehari berisiko lebih tinggi mengalami sakit jantung.

5. Stres

Menurut para pakar dari Mayo Clinic, Rochester Amerika Serikat, seperempat orang yang disurvei menyebutkan bahwa pekerjaan merupakan stresor (pemicu stres) dalam hidup mereka. Dalam jangka pendek stres, akan memicu tubuh memproduksi hormon yang akan meningkatkan tekanan darah, detak jantung dan gula darah.

6. Ketegangan mata

Menatap layar komputer sepanjang hari merupakan penyebab utama ketegangan mata. Gejala kondisi tersebut bervariasi mulai dari sakit kepala, mata kering, atau pandangan kabur. Namun ternyata bukan cuma orang yang bekerja dengan komputer saja yang akrab dengan penyakit ini. Para sopir yang harus mengendarai kendaraan dalam waktu lama juga mengalaminya.

7. Demensia

Penelitian yang dipublikasikan tahun 2009 menunjukkan bahwa mereka yang workaholic di usia muda lebih beresiko menderita demensia saat menginjak usia tua. Studi yang dipublikasikan dalam The American Journal of Epidemiology itu menemukan, karyawan yang bekerja lebih dari 55 jam dalam seminggu mengalami masalah dengan daya ingat, daya nalar, dan kosa kata. Masalah-masalah tersebut bahkan semakin parah seiring dengan terus bertambahnya jumlah jam kerja mereka.

Sumber: Kompas