Jumat, 30 September 2011

Keindahan Masjid Baiturrahman Banda Aceh

Tepat tahun lalu saya berkesempatan untuk menginjakkan kaki di Tanah Rencong. Salah satu lokasi wisata yang ramai dikunjungi pengunjung yakni Masjid Raya Baiturrahman, selain Kapal PLTD Apung, Museum Tsunami, serta sejumlah obyek wisata pantai, seperti Pantai Lampuuk, Lhoknya, Ujung Batee, dan Ujung Karang.

Masjid Raya Baiturrahman adalah sebuah masjid yang berada di pusat Kota Banda Aceh. Masjid yang merupakan kebanggan warga Aceh ini dahulunya merupakan masjid Kesultanan Aceh.

Sewaktu Belanda menyerang kota Banda Aceh pada tahun 1873, masjid ini dibakar, kemudian pada tahun 1875 Belanda membangun kembali sebuah masjid sebagai penggantinya.

Mesjid ini berkubah tunggal dan dapat diselesaikan pada tanggal 27 Desember 1883. Selanjutnya Mesjid ini diperluas menjadi 3 kubah pada tahun 1935. Terakhir diperluas lagi menjadi 5 kubah (1959-1968).

Masjid ini merupakan salah satu masjid yang terindah di Indonesia yang memiliki bentuk yang manis, ukiran yang menarik, halaman yang luas dan terasa sangat sejuk apabila berada di dalam ruangan masjid tersebut.

Waktu gempa dan tsunami (26 Desember 2004) yang menghancurkan sebagian Aceh, mesjid ini selamat tanpa kerusakan yang berarti dan banyak warga kota yang selamat di sini. Kawasan/lingkungan mesjid ini juga dijadikan kawasan syariat Islam, jadi sebaiknya kita jaga dan jangan dikotori oleh perbuatan-perbuatan yang melecehkan mesjid serta melanggar syariat Islam.

A.SEJARAH MASJID BAITURRAHMAN
Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, merupakan masjid yang memiliki lembaran sejarah tersendiri, yang kini merupakan masjid negara yang berada di jantung kota Propinsi Nanggro Aceh Darussalam. Nama Masjid Raya Baiturrahman ini berasal dari nama masjid raya yang dibangun oleh Sultan Iskandar Muda pada tahun 1022 H/1612 M. Mesjid raya ini memang pertama kali dibangun oleh pemerintahan Sultan Iskandar Muda, namun telah terbakar habis pada agresi tentara Belanda kedua pada bulan shafar 1290/April 1873 M, dimana dalam peristiwa tersebut tewas Mayjen Khohler yang kemudian diabadikan tempat tertembaknya pada sebuah monument kecil dibawah pohon ketapang/geulumpang dekat pintu masuk sebelah utara masjid.

Empat tahun setelah Masjid Raya Baiturrahman itu terbakar, pada pertengahan shafar 1294 H/Maret 1877 M, dengan mengulangi janji jenderal Van Sweiten, maka Gubernur Jenderal Van Lansberge menyatakan akan membangun kembali Masjid Raya Baiturrahman yang telah terbakar itu. Pernyataan ini diumumkan setelah diadakan permusyawaratan dengan kepala-kepala negeri sekitar Banda Aceh. Dimana disimpulakan bahwa pengaruh masjid sangat besar kesannya bagi rakyat Aceh yang 100% beragama Islam. Janji tersebut dilaksanakan oleh Jenderal Mayor Vander selaku Gubernur Militer Aceh pada waktu itu. Dan tepat pada hari Kamis 13 Syawal 1296 H/9 Oktober 1879 M, diletakan batu pertamanya yang diwakili oleh Tengku Qadhi Malikul Adil. Masjid Raya Baiturrahman ini siap dibangun kembali pada tahun 1299 Hijriyah bersamaan dengan kubahnya hanya sebuah saja.

B.STRUKTUR BANGUNAN
Dilihat dari segi struktur bangunannya masjid raya baiturrahman dapat digolongkan sebagai masjid modern. Pada umumnya masjid modern sudah dibangun dengan bahan-bahan seperti genting untuk atap, dindingnya dari tembok bata merah, lantainya dari tegel atau keramik. Dengan bahan-bahan bangunan yang lebih kuat, disertai dengan teknologi yang tinggi, maka wujud masjid modern lebih besar.

Ciri-ciri modernnya terlihat sangat nyata sekali pada atap masjid, karena memperoleh pengaruh dari budaya persia atau india dengan adanya kubah masjid. Satu ciri lagi yang menonjol dari masjid modern yaitu telah dilengkapi dengan menara yang berfungsi sebagai tempat para mu’adzin mengumandangkan adzan. Disekitar masjid ini tidak ada makam-makam seperti halnya masjid tradisional. Akan tetapi masjid dijadikan centra bermacam-macam kegiatan seperti sekolah (madrasah), majelis taklim (pengajian), balai pertemuan, tempat seminar atau ceramah.


C.KEISTIMEWAAN
Ketika bencana tsunami terjadi pada tanggal 26 Desember 2004, masjid ini menjadi salah satu tempat berlindung warga kota. Ribuan nyawa selamat saat berlindung di masjid ini. Masjid Baiturrahman tetap tegak berdiri ketika gempa mengguncang Aceh, sementara bangunan lain dan kawasan pemukiman di sekitarnya banyak yang ambruk.Allah Swt memperlihatkan kebesaran-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar